Aku, Tante Lisa dan Tetangganya - 2
Saya hampiri Tante Lisa di Bath tub itu serta saya baringkan badanku dari sana.
"Oh.., sangat nikmat mandi air hangat dikelonin tante seksi ini." bisikku dalam hati.
Saya rengkuh lehernya serta kuberikan french kiss yang demikian mesra serta Tante Lisa juga membalas dengan ganas semua rongga mulutku, leher serta terkadang puting susuku di hisapnya. Penisku yang terbenang kehangatan air itu makin optimal saja. Semasa tiga menit kami bercumbu, Tante Lisa kelihatannya tidak bisa mengatur nafsunya.
"Mmmpphh.. ookkhh.. setubuhi saya Boy..! Cepeetthh..!" pinta Tante lisa sekalian menggeliat seperti cacing kepanasan.
"Baik.. Liss.. Terima penisku yang panjaangg.." bisikku sekalian masukkan semua tangkai penisku perlahan sekali.
"Oohh.. mmpphh.. nikmatthh.." gumannya waktu tangkai kejantananku mili per mili mulai memenuhi rongga rahimnya.
"Kocokkhh.. yaacchh.. terusshh.. aakhh.. nimat bangeetthh..!" serunya saat saya mulai mengosok-gosok perlahan penisku.
Saya mengeluarkan kurang lebih empat senti, lalu kukocok lima atau 6x secara cepat serta kusodokkan dalam-dalam pada kocokan ke tujuh. Ternyata usahaku tidak percuma untuk merangsang G-spot-nya.
"Aaakkhh.. oohh.. nimatthhnyaa.. ookkhh Godd..!" teriaknya memulai beberapa detik orgasmenya.
Sepuluh detik selanjutnya, "Nngghh.. aakkhh.. sshhff.. ookkhh.. Boyy.. kocokk.. semakin intensif lagi Yannk..!" jerit Tante Lisa disertai geliat liar badan indahnya.
Payudaranya diremas-remasnya sendiri, sesaat saya masih berpegangan pada bagian bathtub sekalian mengocok lembut vaginanya.
"Akkhh.." teriakku perlahan waktu Tante Lisa menggigit pundakku sebab saya masih mengocok penisku di vaginanya.
Ternyata Lisa telah mulai nyeri.
Saya memerah tegang otot lenganku serta Tante Lisa kelihatannya meminta time out untuk mengendalikan nafas serta hilangkan kengiluan di liang sengamanya. Saya mendapatkan lehernya, lalu saya berdiri pada dua lututku serta Tante Lisa diam ikuti apakah yang akan kulakukan. Saya memondong Lisa serta masih jaga penisku tertancap dalam-dalam di vagina Tante Lisa yang mengapit ke-2 tungakainya ke pinggangku. Kami mendekati Inneke yang lagi meregang orgasmenya serta Inneke nampaknya semakin liar daripada Lisa, kemungkinan sebab impak XTC serta situasi yang penuh udara birahi itu.
"Aaaookkhh.. sshh.. aakkhh.. aakkhh.." jerit Inneke keras sekalian menusuk-hujamkan ke-2 jemari kanannya.
Sesaat tangan kirinya meremas serta memilin payudaranya serta kadang-kadang didesak dan diputar. Saya terpana sesaat dengan panorama yang dibuat Inneke itu serta saya mebayangkan semakin lebih histeris lagi tentu bila yang keluar masuk itu ialah 15 cm penis kebanggaanku.
"Booyy.. ayyook terusinn..!" pinta Tante Lisa disertai goyangan lembut pinggulnya.
Dia nampaknya mulai bernafsu kembali lagi sesudah lihat Inneke yang demikian histeris serta saya juga demikian saat penisku hampir mengendor di Vagina Lisa. Saya maju beberapa langkah serta mendudukkan Tante Lisa dari arah belakang sofa. Saya sendiri ambil tempat berdiri untuk mempermudah eksplorasiku. Di lain faksi, Inneke yang telah akhiri masturbasinya itu ketahui kehadirna kami serta ambil tempat di belakang Tante Lisa.
"Ookkhh.. Terusin Kee..!" pinta Tante Lisa waktu Inneke menyibakkan rambutnya serta mulai mencumbui leher Tante Lisa.
Tidak tertinggal, ke-2 telapak tangan Inneke menggoyang, memutar puting serta terkadang dipilin lembut. Saya kelihatannya merasai apakah yang Tante Lisa rasakan, darahnya mulai hangat, birahinya telah menghangat. Badan lisa seperti daging burger antara saya serta Inneke, pinggulnya masih aktif menggoyang-goyang, terkadang menghentak-hentak lembut.
"Oooaakkhh.. nngghh.. ohh.. nngghh.. Kocok terushh.. yaa.. iyaa.. teruss..!" desah Tante Lisa keras waktu saya pas merangsang G-Spot-nya.
Nafasnya tersengal-sengal disela-sela lenguhan-lenguhan panjangnya, badan Tante Lisa menggeliat-geliat liar.
Inneke masih aktif menolong Tante Lisa meraih surgawinya, kecupan-kecupan di belakang badan, leher, pinggang serta mendadak Tante Lisa melenguh panjang disertai pemercepatan hentakan pinggulnya. Saya makin ingin tahu saja apa yang dilaksanakan Inneke sampai Tante Lisa terlihat semakin histeris lagi dari tadi. Kuraba raba punggung Lisa sekalian kukulum mesra bibirnya, tanganku mulai turun mengarah pantatnya, kutekan ke-2 bagian bokongnya yang padat itu serta kuulir-ulir. Bermula dari situlah saya tahu ternyata telunjuk serta bibir Inneke mainkan peranan di lubang anus Tante Lisa, telunjuknya yang berlumur vaselin itu keluar masuk lembut di vagina Tante Lisa.
"Oookkhhghh.. Goddhh.. Ke.. truuss.. Yanng.. ookkhh, kontholl.. akkhh.. sshh.." ceracau Tante Lisa tidak teratur, menjemput tingkat orgasmenya.
Ke-2 lubang Tante Lisa berasa pejal serta hangat. Saya justru makin terangsang oleh imajinasiku sendiri, saya lalu memeluk erat-erat Tante Lisa waktu dia mulai kencangkan lingkaran tangannya di badanku. Darahku memulai bergerak cepat ke arah ujung syaraf di kepalaku, kupingku tidak mempedulikan lenguhan serta desahan-desahan Tante Lisa.
"Oookkhh.. Lisshh.. nikmathh.. vaginamu.. Akkhh..!" desahku waktu birahiku kurasakan menyebar di semua badanku.
"Booyy.. Akuu.. mmhh.. mauu.." hebat Tante Lisa menyongsong orgasmenya.
Badannya menegang, mukanya merah merona, meningkatkan cantiknya Tante kesepian ini, sesaat bibirnya terkatup rapat.
"Sssebentar.. Liss.. Kita keluar bersama.." bisikku yang kuiringi tempo kocokanku dengan cara optimal, yakni kukeluarkan hampir selama batangnya serta kubenamkan dalam-dalam di rahimnya.
Ternyata darahku tidak tahan lama di syaraf-syarafku, sampai berhembus kencang melaju lewat semua nadiku serta bersumber pada suatu daging pejal di selangkanganku.
"Liss.. Saya nyammppaaii.. uuaakkhh.. aakkhh.., aakhh..," desahku memutar-mutar penisku yang tertancap optimal di vagina Tante Lisa, hingga rambut-rambutku yang dari sana menggelitik klitoris Tante Lisa.
"Sseerr.. serr.." kurasakan cairan Tante Lisa menyusul orgasmeku, serta seditik selanjutnya, saya serta Lisa meregang nikmat.
Kami menjerit-jerit spektakuler serta tidak cemas seseorang mendengarnya. Tante Lisa histeris seperti orang kesetanan saat telunjuk Inneke percepat kocokan di anusnya.
"Aaakkhhggh.." desah kami bertepatan akhiri nikmat yang tanpa tara barusan dan baru kurasakan seumur hidupku.
Maniku meleleh di antara pejalnya bnatang kejantananku yang masih tetap manancap dalam di rahim Tante Lisa. Inneke nampaknya senang dengan hasil kerjanya, lalu dia memeluk Tante Lisa erat serta berbisik, "Enak khan Tann..?"
Tante Lisa sendiri telah lemas serta terkulai di atara saya serta Inneke, saya mengecup mesra Tante Lisa serta berubah pada Inneke untuk memberi insentif birahi dalam dianya yang memulai mendidih.
Ke-2 wanita itu hebat, yang tua histeris serta dapat kuasai diri serta yang muda histeris serta mengikuti jiwa mudanya yang naik-turun. Tante Lisa nampaknya tidak bisa meredam rasa di badannya, hingga lunglai lemas tidak bertenaga. Inneke lalu menuntunnya melepas gigitan vaginanya dari penisku yang mulai mengendor mengarah ujung sofa untuk istirahat. Kulihat muka Tante Lisa sangat senang bersatu dengan lemas, namun semua beban birahinya yang ketahan semasa dua minggu meledak lah telah.
"Oookkhh.. sshh.." desis Tante Lisa waktu penisku kutarik perlahan dari gigitan vaginanya.
Saya langkahi sofa serta duduk di sandarannya, lalu kubuka ke-2 pahaku. Tampaklah oleh Inneke satu meriam yang berlumur sperma masih 1/2 tegak.
"Oookkhh.. gellii.. sshh.. teruss.. Kee..!" pintaku pada Inneke waktu dia mulai mengulum penisku serta hampir semua terkulum di mulutnya yang sedikit lebar tetapi seksi.
"Oaakhh.. aakkhh.. sshhsshshh.." desisku waktu saya mulai merasai lagi denyutan penisku di mulutnya.
Inneke masih mengisap habis semua sperma yang masih ada serta kocokkannya makin cepat, sampai ke-2 kakiku bergetar meredam nyeri bersatu nikmat.
"Oookkhh.. teruss.. hisapphh Sayy..!" pintaku sekalian menggerakkan kepala Inneke untuk lakukan semakin dalam lagi.
"Ooouakghh.. Plop.." mendadak mulut Inneke melepas kulumannya serta langsung berdiri menjilat leher serta ke-2 telingaku berganti-gantian.
"Saya ingin di whirpool Sayy..!" bisik Inneke.
Whirpool tersebut telah diperlengkapi seperti sofa untuk berbaring, hingga bila berbaring disana, karena itu mulai dada sampai kaki akan terbenang air hangat bersatu semburan air di bagian-bagian kolamnya. Saya merebahkan Inneke dari sana serta mengawali percumbuan kami, badan kami berasa hangat serta seperti di pijat-pijat, hingga penisku yang pernah layu mulai menegang kembali lagi. Inneke terlihat nikmati sensasi ini serta saya tahu jika Inneke akan inginkan melodi yang lain dengan Lisa.
"Mass.. sshh.. ookkhh.. masukin Saya.. ookkhh.. mmpphh.." pinta Inneke sekalian buka pahanya lebar-lebar.
Sesaat saya mainkan kehangatan air, kuayun-ayun tanganku di di air mengarah vagina Inneke yang membuat selekasnya menarik badanku untuk menaikinya. Kami sudah diselimuti nafsu hingga rasa-rasanya pemanasan Inneke lihat orgasme dari Tante Lisa telah lebih dari pada cukup. Badan kami hangat oleh air serta kehangatan dari pasangan kami dan semburan-semburan air dari antara kolam membuat kami makin terlena jauh ke awang-awang.
"Bless.." 10 cm dari penisku mulai memenuhi vagina Ineke disertai desahan, "Aaakkhh.. mmpph.." guman Inneke yang membuat Tante Lisa tersadarkan serta mengejar kami di kolam.
Kuhentakkan perlahan, hingga semua penisku menekan dinding-dinding vaginanya merasa semakin perat serta berdenyut. Lisa ambil tempat memangku kepala Inneke di paha kanannya serta membelai lembut kening Inneke.
"Aaawww.. ookkhh.. gelli.. Massh.." teriak Inneke waktu saya mainkan otot lelakiku di leher rahimnya.
"Mass.. dikocok pelaann.. yacch..!" pintanya sekalian membelai rambutku, membuatku jadi ingat saat romantis dengan pacar-pacarku dahulu.
Saya mengangguk serta kuikuti apakah yang Inneke ingin, lalu kukocok perlahan-lahan dengan sepuluh senti saya kocok lima atau 6x serta kubenamkan dalam-dalam, lalu kuputar pada kocokan ke-7. Langkah ini efisien untuk merangsang G-Spot seorang wanita. Kira-kira lima menit selanjutnya, Inneke mengusung kepalanya serta datangkan ciuman terus-menerus di mulut serta leherku berganti-gantian. Badannya sedikit menegang serta lebih hangat kurasa, lalu saya memberikan isyarat Tante Lisa untuk menyingkir mengarah sisi belakang kami.
"Oookhh.. Masshh.. aakuu.. hammppirr..!" bisik Inneke waktu saya mulai meningkatkan irama kocokanku.
"Tahan Ke..!" pintaku, lalu saya memberikan isyarat pada Tante Lisa lagi.
"Akkhhgghh.. sshh.. mmpphh.." desahku serta Inneke bertepatan waktu telunjuk Tante Lisa mulai masuk lubang pantatku serta anusnya Inneke.
Rasa-rasanya hangat mengelitik, ditambah lagi bila di kocokkan di kedalaman anusku serta saya dapat memikirkan sensasi yang dirasakan Inneke. Pasti berasa pejal serta nikmat dan spektakuler pada ke-2 lubangnya.
"Oookkhh.. Taan.. aakk.. kuu tidak kuu..atthh.." teriak Inneke mulai memulai beberapa detik orgasmenya.
Beberapa netters yang budiman, bisa disangka, kami juga terlena dengan alunan sensai jemari Tante Lisa serta hisapan vagina Inneke bertepatan. Demikian juga Inneke. Panasnya penisku serta gelitik telunjuk Tante Lisa membuat lupa daratan.
"Aaagghh.. ookkhh.. ookkhh.. aakkhhg.. mm.. sshshh.. awww.. sshh.." ceracauku serta Inneke tidak teratur.
Serta kira-kira sepuluh detik selanjutnya, saya serta Inneke meregang birahi yang diketahui dengan nama orgasmus dengan cara bertepatan. Saya pancarkan spermaku. Berasa semakin banyak daripada dengan Tante Lisa serta saya merasai saluran mani Inneke dari rahimnya. Saya menghempaskan badanku ke samping Inneke serta Tante Lisa ambil tempat disamping yang lain. Hangat badan mereka serta kami becumbu seakan tanpa hari depan. Kami teruskan tidur mesra dijepit dua badan sintal yang hangat berselimutkan sutra lembut. Serta waktu satu dari kami terbangun, kami mengulang-ulanginya lagi sampai spermaku benar-benar berasa kering.
Minggu siang, kami baru terjaga, lalu kami mandi bersama-sama dan selanjutnya sarapan pagi. Kami melaju ke Surabaya serta janji akan kencan lagi entahlah dengan Tante Lisa atau Inneke atau terkadang mereka meminta berbarengan lagi. Saya pada akhirnya terjebak cerita asmara yang penuh birahi, tetapi saya senang sebab bisa melampiaskan nafsuku yang meletup-letup itu. Seringkali saya disodori serta berkencan dengan rekan Tante Lisa serta terkadang ada yang saya tolak, sebab prinsipku bukan jual cinta seperti gigolo, namun satu konsep penjelajahan.
Ok..! Buat beberapa netters yang ingin kirim tanggapan atau pendapat, saya akan membalasnya dengan suka hati.
TAMAT Artikel Berkaitan
